Impian Besar

Saturday, March 29, 2014
Posted by Unknown



Ku susuri jalanan yang sepi dengan lampu jalan yang sedikit redup. Dengan membawa kantung sampah yang setiap hari selalu menemaniku. Kukuruyuk.. kukuruyuk.. terdengar suara ayam jago pemilik rumah sederhana yang terletak di tepi sungai.  “subhanallah.. maha suci engkau ya allah,mungkin suara ayam itu pertanda aku bisa melaksanakan salat tahajud.hmm.. aku mesti salat dimana ya?” berulang kali kepalaku ku arahkan ke kiri dan kanan untuk melihat keadaan sekelilingku. Akhirnya ku dapati tempat yang cocok tuk ku gelarkan sajadah yang telah kubeli dari hasil penjualan barang bekas kemarin. Lalu, aku berwudhu dengan air minum yang sengaja ku beli untuk air wudhu.  “allahu akbar.. “ mungkin sekitar 30 menit aku habiskan untuk berjumpa dengan Allah,pencipta alam semesta dan seisinya. Ku putuskan untuk melanjutkan pencarian benda-benda yang kira-kira masih bermanfaat.
“Hei kamu yang disana!jangan ngambil barang apapun di wilayahku!!” teriakku pada seorang laki-laki yang kira-kira sebaya denganku. Anak itu menoleh ke padaku,lalu memalingkan mukanya. Dan pergi menjauh dari hadapanku. Tapi sebelum ia pergi,rasanya ada yang ganjil. Ah.. ternyata ia pergi sambil membawa sampah plastik dari tempat sampah yang telah ia aduk. Gegas ku berlari mengejarnya. Dari kejauhan,ku lihat ia santai menyusuri jalan yang memang sepi. “hei kamuuuu!!jangan kaburrr!!” teriakku padanya. Lagi-lagi anak itu hanya menoleh sekilas ke arahku dan menghiraukanku. Bertetes-tetes peluh membasahi wajahku. aku pun tak sanggup lagi mengejarnya. Ku lihat ia dari kejauhan,tampak menghentikan langkahnya. Lalu berbalik, menuju ke arahku.
“capek ya?nih ada minum buat kamu. Kebetulan aku beli dua di warung makan tadi” katanya sambil menyodorkan salah satu air minumnya kepadaku. Terlihat di wajahnya tersungging senyum yang begitu menawan .
“uhm.. makasih” jawabku sambil menerima pemberiannya.
“maaf ya,gara-gara aku kamu jadi kelelahan gini.sekali lagi maaf” katanya sambil membungkukkan badannya ke depan. Melihat tingkahnya itu, aku juga menundukkan badanku.
“oh iya,perkenalkan namaku Gerald. Namamu siapa?” tanya anak laki-laki itu yang ternyata bernama Gerald. Gerald menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan denganku. Tapi aku malah mengangkat tanganku sambil menyatukan kedua tanganku.
“namaku sarah” jawabku singkat sambil menyunggingkan sedikit senyuman di wajahku.
“oh soal tadi maaf ya,ku kira kamu sama seperti anak perempuan yang lain.ahahaha”
“yang mana?soal jabat tangan tadi?iya gapapa kok”
“syukurlah kamu tidak marah”
Marah?untuk apa aku marah soal itu?aku sudah sering memaklumi hal itu.
Angin berhembus dari arah barat,membuat suasana semakin terasa dingin. Ku coba memeluk diriku sendiri untuk menghangatkan tubuh.
“kamu kedinginan ya?kalo begitu ayo ikut aku ke rumahku di dekat sungai sana.”
Awalnya aku ingin menolak,karena aku ingin melanjutkan pencarianku. Namun di tengah kebingunganku.. Tiba-tiba Gerald berkata “tenang,soal barang-barang yang ingin kamu cari,biar aku saja yang cari” . ya Allah.. bukan maksudku untuk menyusahkannya.
“uhm.. gak usah Ger.Biar aku saja yang mencari” . 
“hmm.. ya sudah kalo itu maumu. Tapi sebelumnya kamu ke rumahku dulu,Sar. Kasihan badanmu kedinginan »
Mungkin ia benar. Badanku terasa tertusuk oleh dinginnya angin di dini hari. Akhirnya ku terima tawarannya. Kami pun bersama-sama menyusuri jalan tanpa berbicara apapun di antara kami. “sudah sampai nih”
Aku terkejut melihat rumah yang ia tinggali. Ternyata dialah pemilik rumah sederhana di tepi sungai yang terdapat ayam jago di sana. “ayo masuk ke dalam” ajak Gerald padaku. Aku pun menganggukan kepala dan membuntutinya ke dalam rumah.
“inilah isi rumahku”
Lagi-lagi aku dikejutkan olehnya. Rumahnya berisi banyak tempelan kertas bertuliskan IMPIANKU dan beberapa foto prestasi yang ia raih –mungkin- di sekolahnya.
“jadi kamu sekolah Ger?” tanyaku padanya yang tengah menyiapkan teh untuk kami di dapur kecilnya.
“ya seperti yang kamu lihat di foto itu”
Aku sungguh iri pada Gerald. Ia bisa sekolah,sedangkan aku tidak. Rasanya itu sangat mustahil untukku sekolah,pikirku dalam hati. Aku pun menundukkan kepala.
“tak ada yang tak mungkin kok. Asal kita punya keyakinan kuat pada Allah untuk menggapai impian kita. semuanya akan begitu mudah. Percayalah..”
Aku menoleh ke arah Gerald. Apa perkataanya itu benar?aku sedikit meragukannya. Tapi ah.. tidak!tidak!Gerald benar,Allah Maha Penyayang. Ia tahu apa yang terbaik untuk makhluk-Nya. Tiba-tiba mataku tertuju pada sebuah kertas yang tertulis di bagian atasnya IMPIANKU dan di bawahnya dihiasi gambar masjid. Karena terlalu tertarik pada isi kertas itu,aku mulai mendekati dinding. Semakin dekat, semakin ku tahu isi dari kertas itu.
“jadi impianmu ingin membuat sebuah masjid di kota Paris?” tanyaku pada Gerald setelah mengambil kesimpulan dari isi kertas tadi
Gerald menganggukan kepala dan berkata,” ya.. kau benar,Sar. 10 tahun lagi,kota paris akan menjadi saksi pembangunan masjid itu”.
10 tahun lagi?apa mungkin itu bisa?Gerald,kau tidak bercanda kan?
“aku tahu apa yang kau pikirkan. Kau mungkin juga tak percaya. Tapi.. Aku punya keyakinan kuat!Allah akan selalu bersama prasangka hamba-Nya”kata Gerald dengan begitu yakin.
Mungkin Gerald benar. Allah selalu bersama prasangka hamba-Nya. Seharusnya aku mendukung impian besarnya itu,bukan melemahkan keyakinannya pada impiannya itu.
Jam rumah Gerald sudah menunjukkan angka setengah 5. Biasanya jam segitu aku mencari makan untuk sahur.
“ger,kurasa ini waktunya aku pergi ke luar. Aku ingin mencari makan”
“kamu ingin makan?baiklah ayo kita keluar. tapi sebelum itu,kau pakai jaket yang kemarin aku beli dari pasar dulu.mungkin harganya murah,tapi ini bisa untuk menghangatkan tubuhmu”Gerald meyodorkan jaketnya ke arahku.
Aku pun menerimanya dengan senang hati. Kemudian aku memakai jaket Gerald. Lalu, aku dan Gerald bersama-sama pergi ke warung makan di dekat sungai. Kami sampai di tempat tujuan. Kami pun memesan makanan masing-masing dan meminta ibu penjual untuk membungkus makanan yang kami pesan. Kami keluar dari warung makan dan mencari tempat duduk. Kami memilih duduk di bawah rembulan dan bintang. Kami makan bersama-sama dengan sebelumnya kami berdo’a.
“jadi,kalau boleh tahu umurmu sekarang berapa?” tanyaku penuh penasaran.
“saat ini aku berumur 10 tahun” jawab Gerald
“oh”
“sar,coba ceritakan padaku apa yang kamu impikan saat ini?” tiba-tiba Gerald memulai menanyakan sesuatu padaku
“aku.. ingin aku bisa bersekolah dan menjadi seorang peneliti ketika aku dewasa” jawabku sedikit malu untuk menceritakan impianku itu.
Gerald menganggukan kepala tanda mengerti. Allah.. hu akbar allah... hu akbar.. Suara adzan berkumandang. Usai adzan,Gerald megajakku ke mesjid untuk ikut salat berjamaah. Jadi, Gerald islam?kupikir ia Kristen. Sepertinya aku salah menilai dia. Aku dan Gerald selesai melaksanakan salat berjamaah bersama jamaah lainnya.
“Ger,apa rahasiamu bisa sekolah?aku ingin sepertimu.bisa sekolah bersama anak-anak lainnya”
“aku mencari uang untuk membiayai sekolahku sendiri”
 « mencari uang sendiri ?
« ya,aku biasa menjadi penulis di surat kabar.dari tulisan yang dimuat itu,aku mendapat royalti yang lumayan besar.sekitar 300.000 aku terima. Tapi uang itu mesti ditransfer ke rekening bank. Alhamdulillah salah satu guruku di sekolah sangat baik padaku. Ia mau menjadi tempat royaltiku disimpan » .
Jadi itu rahasia Gerald ?subhanallah.. aku kagum padanya. Ia berusaha melakukan apapun supaya ia bisa meraih apa yang ia impikan. Kini aku sadar.. aku mesti berusaha seperti dia. Ya, aku harus yakin!!Aku masih punya Allah untuk meraih impianku itu.
‘’gerald »
« ya ? »
« ajari aku mendapatkan uang sepertimu »
Gerald begitu kaget mendengar permintaanku itu. Tapi ia mengganguk dan berkata “tentu sar.. aku akan membantumu”
***
3 bulan telah berlalu, kini aku memiliki simpanan uang yang lumayan besar di rekeningku. Akhirnya dengan sedikit bantuan dari Gerald,aku bisa satu sekolah dengan Gerald dan juga berkat bantuan dari guru Nandy,guru yang sangat menyayangi Gerald.
“alhamdulillah akhirnya aku bisa sekolah ya Ger” syukurku kepada Allah
“iya Sar,Alhamdulillah. Tapi Sar, masing-masing dari kita masih punya satu impian besar lagi” kata Gerald semabri mengingatkan pada impian terbesarku di masa depan
“ya kau benar Ger. Kita masih harus berjuang untuk impian kita itu” kataku dengan penuh kemantapan hati
Tiba- tiba Gerald menulis di selembar kertas bertuliskan JANJI KAMI SEPASANG SAHABAT. Janji? Apa maksudnya? Gerald tetap menulis di selembar kertas itu.
“Nah!Sudah jadi.. sekarang kamu tulis ulang janji ini dan kamu tulis impianmu di selembar kertas sisanya »
Apa ini ?aku disuruh menulis janji ? ya sudhlah,aku ikuti saja kemauannya.
« sudah selesai nih » kataku sambil menyodorkan pulpen yang tadi aku pakai
« Nah!kamu yang ini,aku yang ini » Gerald memberiku selembar kertas yang tadi aku tulis,sedang Gerald mendapat kertas yang tadi dia tulis
« simpan kertas janji ini sampai kamu berhasil menjadi seorang peneliti. Jika kamu telah berhasil,tunjukkan kertas ini padaku » katanya sambil tersenyum senang.
Aku yang bingung dengan tingkah lakunya itu,hanya bisa menganggukkan kepala.
***
10 tahun telah terlewati.. Aku dan Gerald telah menjadi seorang mahasiswa.  Dan kami berbeda kampus. Gerald mengambil jurusan Arsitektur di salah satu kampus Negara Prancis. Sedangkan aku mengambil jurusan matematika dan ipa di salah satu kampus Negara Jerman. Tit.. Tut.. Tit.. Tut.. ponselku tiba-berdering,menandakan ada telpon masuk. Aku izin kepada seluruh peserta meeting untuk menjawab telpon. Aku periksa ponselku. 08563398324? Nomor siapa ini? Dengan ragu-ragu, kuangkat panggilan dari si penelpon
« Assalamu’alaikum,sarah.. Apa kamu tengah sibuk ? Ini aku Gerald,aku ingin mengajakmu makan. Kebetulan aku sedang ada di Jerman. Aku akan menunggumu di Masjid Al Falah. Sampai bertemu nanti. Wassalamu’alaikum”
Dan panggilan dari Gerald pun berakhir. Aku setengah tak percaya ia ada di Jerman.. Tapi ia tak mungkin bohong,pikirku. Lalu, aku kembali mengikuti meeting bersama yang lain. Setelah meeting berakhir, aku putuskan berlari menuju Masjid Al Falah. Tak peduli angin berhembus begitu kecang,hingga kerudungku ikut tertiup angin. Langkah demi langkah aku berlari. Tak terasa peluhku menetes banyak. Tapi lagi-lagi aku tak peduli, dalam benakku yang kupikirkan bagaimana perasaanku bertemu dengan sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Setelah lelah berlari,aku putuskan untuk menaiki bus. Di tengah perjalanan, aku mengecek tas apakah ada kertas perjanjian yang selalu ku simpan. Ternyata aku membawanya.. hufftt.. syukurlah.
“assalamu’alaikum Sarah” terdengar suara yang ku kenal dari arah belakangku.aku pun menoleh.
“wa’alaikum salam Gerald. Sudah lama ya kita tak bertemu” kataku sambil membungkukkan badan.
“ah iya,sudah lama sekali” Gerald pun mengikuti membungkukkan badan.
Gerald mempersilahkan aku duduk. Tiba-tiba ia menyodorkan kertas perjanjiannya ke arahku. Kemudian membukanya. Terlihat tulisan dalam kertas itu. Kertas itu bertuliskan :
“hai world!!aku telah berhasil meraih impianku. IMPIANku adalah MEMBANGUN MASJID DI KOTA PARIS. Kini kalian semua menjadi saksi atas berdirinya masjid itu. Masjid itu ku beri nama Al Kuddus . Dan terima kasih kepada Allah karena Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui”
“kertasmu enggak kamu tunjukkin?” tanya Gerald
“enggak, aku masih belum berhasil” jawabku dengan sedikit malu.
“oh ya sudah. Terserah kamu aja li. Oh iya,kayaknya abis ini,aku masih ada urusan afwan ya kawan-kawan”
Gerald pun pergi meninggalkan aku sendirian. Karena tak ada kerjaan lain,akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke apartement. Setelah pertemuan tadi, Gerald dan aku saling berbagi informasi lewat dunia maya mengenai aktivitas kami masing-masing. Kami juga saling memberi oleh-oleh.
***
Sudah 3 bulan yang lalu, Gerald tak memberi kabar padaku. Apa ia sakit? Aku khawatir dengan keadaanya. Karena ia adalah sahabat yang kupunya sejak SD. Tiba-tiba, aku mendapat telpon dari guru Nandy.
“halo,assalamu’alaikum Sar?” terdengar suara isak tangis bu guru Nandy dan guru
“wa’alaikum salam bu Nandy.ada apa ya bu?”
“Gerald kecelakaan. Dan nyawanya tak tertolong sar”
“apa?” sontak aku menangis karena mendengar kabar buruk itu.
“Sekarang Gerald lagi dibawa ke rumah kediamannya. Nanti sore penguburannya Gerald”
Gerald? Apa benar dia kecelakaan? Aku masih setengah tak percaya dengan kabar itu.. Apakah itu benar yang dikatakan bu Nandy. Tapi sepertinya benar
Gegas,ku temui sekretaris,untuk meminta izin untuk kembali dahulu ke smp nih. Akhirnya dengan segara cara aku bisa memberdayakannya..semangatttt?
***
Mayat Gerald pun telah dikebumikan. Aku melihat batu Nissan itu. Di batu itu tertulis ‘Gerald bin Nasution’. Tak terasa begitu banyak  airmata mengalir membasahi pipiku. Usai penguburan Gerald, aku duduk di samping kanan kuburannya ditemani bu Nandy.
“Ger,aku telah berhasil meraih impianku itu.impian masa depanku.ini ku tunjukkan kertas milikku.. Maaf aku lama memberitahukannya padamu. Terima kasih buat semua kata-katamu. Aku belajar sesuatu darimu. Jika aku memiliki impian,aku harus berusaha mendapatkan impian kita itu” kataku sambil mengelap pipiku yang penuh dengan air mata.
« Oh iya,ada satu hal baik yang ingin ku ceritakan padamu. Masjid yang kau buat,menjadi mesjid favorit di kota Paris. Banyak yang mendatangi Mesjid Al Kuddus. Semoga mesjid yang kamu bangun itu dapat membangun kejayaan Islam di seluruh dunia.. Aamiin.. Dan semoga setiap orang yang datang ke mesjidmu itu,dapat menjadi pahala yang selalu mengalir untukmu.. Aamiin »



Tomorrow will always be a mystery for us
We will never know what will happen tomorrow
Up or down
We will never know where we are
Life is difficult
Will always be more difficult everyday
When life changes to be more difficult, you have to change yourself to be stronger
This life is not about winning but rising everytime you fall down.
This life is for learning
How do you get up when you fail

Simplicity..
If we live in simplicity,
Our Life is beautiful
Beauty..
Beauty comes in all sizes and all shapes
You must glad being yourself
Faith..
You have to act in good faith
So, others will trust you
Rise..
When you’re fallen down
You have to Rise up
Happiness..
Enjoy your life, and you will find happiness
Care..
You must care to others,
Because our life is to help each other
Life is beautiful
If we enjoy it
If we treat others well
Do all your work with heart
Don’t mess your life
Don’t waste your time to something pointless
We have to prepare all
Because someday,
The journey will be over
"Nggak ada yang bisa lebih bermanfaat... dibandingkan dengan keteguhan untuk tidak tergesa - gesa"
-Henry David Thoreau-

Kadangkala orang diberi waktu mengerjakan yang sangat panjang, tapi sayangnya lebih suka mengulur waktu dan mengerjakan semua yang menumpuk diakhir. Apa alasan mereka mengulur waktu?
Beberapa orang menjawab karena malas mengerjakan di awal, beberapa orang lagi menjawab karena termotivasi bekerja dengan ritme yang cepat.

Kalau soal malas, itu sih masalah akut. Setiap orang pasti pernah merasa malas sampai pada akhirnya dapat menaklukkan rasa malas itu. Tapi yang alasan lainnya? Ritme cepat?

Coba dikaji ulang. Bandingkan! Kita punya deadline 1 minggu. Orang A, dikerjakan di akhir dan begitu deadline nyaris ditutup langsung dikumpulin. Sementara orang B, walaupun punya deadline seminggu, dia pasang 'deadline pribadi' 3 hari. Di hari ke-4, dia masih bisa memeriksa kesalahannya kan? Bagaimana orang A bisa mengetahui dengan jeli letak kesalahannya kalau ia tergesa - gesa?

Waktu itu terlalu berharga buat dibuang begitu aja. Kerjakan tiap tugasmu dengan baik!

Now Playing - Palestine Will Be Free - Maher Zain

No mother no father to wipe away my tears
That’s why I won’t cry
I feel scared but I won’t show my fears
I keep my head high
Deep in my heart I never have any doubt
...

I saw those rockets and bombs shining in the sky
Like drops of rain in the sun’s light
Taking away everyone dear to my heart
Destroying my dreams in a blink of an eye

Yap. Someday it will be free. Dari semua yang telah kita saksikan via media cetak, media online, dimanapun.  Kita semua pasti tahu bagaimana keadaan saudara - saudara kita disana. Melalui film - film pendek yang kita tonton, kita semua tahu.

Bayangkan bagaimana seorang anak kecil, berlari kecil menuju sekolahnya dengan semangat diantara desingan peluru. Dan saat ia pulang sekolah rumahnya bersisa puing - puing. Bagaimana perasaanmu?
Hujan peluru dan bom yang seketika menghancurkan mimpi - mimpi indah masa depan mereka, bagaimana perasaanmu?

Bandingkan dengan keadaan kita disini yang dengan tenang pulang pergi, pergi kemanapun. Dengan nyamannya belajar, dengan nyamannya hang out. Sarana - prasarana yang lengkap, listrik, air. Makanan tersedia. Bayangkan keadaan mereka!

Bisakah kita semua disini menghargai perjuangan mereka?
Dengan berhemat sedikit saja.
Dengan banyak - banyak mensyukuri hidup?



"Assalamualaikum! Ngapain sih, siang - siang gini bengong gitu? Mending baca qur'an deh!" seru Dhani sambil menepuk pundak Alif dari belakang.
Alif mendelik. "Waalaikumsalam. Nggak usah mukul - mukul gitu, Dhan. Lagian ini nggak siang juga. Ini udah jam tiga-an. Ganggu aja, deh." tukasnya.
"Yah, afwan. Ketum marah ngeri nih. Kalo marah nanti malah disuruh turun jabatan sekarang." canda Dhani yang kemudian ikut duduk di sebelah Alif. "Kenapa diem aja? Ada masalah apa?"
"Dhan,"
"Kenapa?"

"Passion is energy. Feel the power that comes from focusing on what excites you."
- Oprah Winfrey -

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh!
Kali ini, kita mau ngebahas sesuai dengan judul di atas nih. Gimana, sebelum baca ada yang udah punya bayangan kita bakal ngomongin apa?
Glory of Islam
Kata - katanya kalau diucapin kedengeran tegas dan 'dalem' banget ya. Coba sama temen - temen diulang. Rasanya gimana gitu kalo lagi nyebutin kalimat tadi. Udah, lanjut deh.

Forgiveness

Thursday, March 13, 2014
Posted by Unknown

Siapa yang hobi marah? Yang suka kesel sama temennya sendiri sampai kadang - kadang dendam? Ckckck.
Ingat, dalam Al-Hadits disebutkan,

"Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika baik, maka baik seluruh tubuh. Jika rusak, maka rusak seluruh tubuh. Itu adalah hati."

Coba diinget - inget. Kalau hatinya lagi baik, lagi ceria, ngerjain apapun pasti mood. Full senyum malah. Kalau hatinya lagi buruk, muka ditekuk, tiba - tiba galak pula. Ih..
So, jagalah hati! Jangan jadi orang yang sedikit - sedikit marah, emosian. Tahan marahnya dulu. Jangan gampang sakit hati. Coba, dari sekarang mulai belajar jadi orang yang pemaaf. Berlapang dada. Orang yang positif. Rasulullah saw. aja pemaaf, masa kita yang kayak gini masih ada gengsi nggak mau maafin orang lain?

"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apa kamu tidak ingin Allah swt. mengampunimu?"
(QS.An-Nuur [24] : 22)

Terang - terang, Allah Swt. aja pemaaf. Bayangkan kesalahan kita dari dulu banget sampai sekarang Allah Swt. banyak membukakan jalan untuk kita. Kita sendiri malah menyimpan dendam sama orang lain? Apakah kita sudah cukup 'kuat' untuk tidak memaafkan orang lain?

Kakiku melangkah keluar
Pergi mengikuti panduan angin yang bertiup lembut
Kala itu, dedaunan masih basah
berhiaskan butiran - butiran embun dingin
Mentari pun tampaknya masih enggan untuk menampakkan seluruh sinarnya
Disana, aku berdiri
berpikir sejenak
merenungkan apa yang terjadi di hidupku
 
Sudah berapa tahun Ia memberikan kehidupan padaku?
Apakah hidupku selama ini selalu berisi masalah, masalah, dan masalah?
atau mungkin hidupku hanya berisi kesenangan semata?
Apa yang telah kulakukan selama ini?
Hanya melakukan hal tak bergunakah?
Bagaimana perilakuku selama ini?
 Berapa banyak nikmat dari-Nya yang telah kuabaikan?
Apakah aku masih tetap berada di jalur yang benar?
Aku hanya terdiam
Begitu banyak masalah yang datang padaku,
tetapi Ia selalu menunjukkan jalan keluarnya padaku.
Ia memberiku banyak kebahagiaan dihidupku
Aku mungkin memang sering melakukan hal yang tak berguna
Perilakuku mungkin memang sering diluar batas
Tetapi aku berharap, aku masih kuat untuk memperbaiki segala hal buruk dihidupku
Apakah aku masih tetap berada di jalur yang benar?
Hanya Ia yang menilai dan mengetahui segalanya
Karena tugasku disini, hanyalah melaksanakan perintah-Nya dengan sebaik - baiknya

Life is never flat.
Satu kalimat yang mungkin familiar ditelinga kita.

Hidup ini memang tidak pernah datar. Seperti istilah yang sering kita dengar, hidup ini seperti roda yang berputar. Terkadang ada diatas, terkadang ada dibawah.
Kalau diatas, berarti nggak punya masalah yang berarti. Oke.

Yang dibawah?
You have a serious problem

Orang yang sedang berada dibawah itu berarti sedang diuji sama yang namanya rintangan.
Apa sih, pendapat kamu tentang rintangan?

"Rintangan itu pendewasaan," (Angga, 15 tahun)
"Sesuatu yang menghalangi kita dari keinginan kita." (Ilham, 15 tahun)

Rintangan memang sesuatu yang menghalangi kita dari keinginan kita. Tapi bukan berarti benar - benar 'penghalang'. Rintangan bisa saja menjadi jalan menuju keinginan kita, bahkan jalan untuk mendapatkan lebih dari yang kita inginkan. Tetapi jika kita salah mengartikan, rintangan juga bisa menjadi penjerumus ke hal - hal yang lebih negatif lagi. Ckckck.

Semuanya tergantung pada kita. Tergantung pada pola pikir kita untuk menyelesaikan masalah. Karakteristik setiap orang kan berbeda, berarti cara tiap orang menyelesaikan masalah berbeda - beda.

Bagaimana cara menghadapi rintangan dengan benar?

1. Melangkah ke depan dengan niat dan tekad yang bulat
    Step forward, not backward. Setiap keinginan dilandasi dengan tekad dan niat yang baik, InshaAllah bisa
    tercapai.
2. Don't look back. Buka telinga lebar - lebar, tanggapi seperlunya.
     Jangan tengak - tengok belakang. Kenapa sih, pake nggak percaya diri?
     Dengarkan semua kritik dan saran. Terima dan aplikasikan. Tapi kalau sekiranya kritik atau sarannya
     useless, hiraukan!
3. Keep Praying. Istiqomah.
    Percuma dong, kalau usaha setinggi langit tapi do'anya ketinggalan jauh. Kita nggak bakal bisa berhasil
    tanpa berdo'a pada Allah Swt. Jangan sombong.
    Tetap berada di jalurmu. Jangan pernah ikut - ikut orang ke arah lain.

So, there are many barriers in your life. Face it and break it!